Penjual Mainan Keliling ini Tak Bisa Menahan Tangis Saat Ditanya ‘Sudah makan belum pak?’


Setelah melewati hari dengan melakukan berbagai aktivitas, kita tentu butuh asupan dari makanan, untuk menambah energi yang telah banyak terbuang. Tapi sayangnya, tidak semua orang bisa dengan mudahnya menikmati makanan.
Ada banyak diantaranya yang harus bekerja mati-matian demi sesuap nasi. Bahkan tak jarang ada yang harus sampai menahan lapar hingga hanya bisa menyicipi makanan satu kali dalam sehari, karena tidak memiliki uang sama sekali.
Seperti apa yang tergambarkan pada kisah hidup Pak Yayat.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai penjual mainan dengan sepedanya ini bahkan sampai tak kuasa menahan tangis saat salah seorang yang berjumpa dengannya bertanya, “Sudah makan belum pak?”
Itu karena Pak Yayat belum menyentuh makanan dari setelah berangkat kerja dari rumahnya di Kp Situsaeur, Karangpawitan, Garut, hingga jam 4 sore saat itu, melansir suar.grid.id.
menyedihkannya lagi, selama berjualan satu harian, baru satu mainan yang laku terjual.
Bagi Pak Yayat, itu sudah menjadi kondisi yang biasa ia hadapi. Bahkan terkadang barang dagangannya tidak ada yang terjual satu pun.
Meski terus dihadapi kondisi pahit seperti itu, Pak Yayat pantang meminta-minta.
Dia kukuh mencari rezeki halal untuk keluarganya.

Para netizen yang salut dengan perjuangannya pun lantas beramai-ramai mendoakannya.
Hikal Yusin: “Ya Allah liatnya sedih. Bapak itu saja berjuang buat makan. Kenapa di sekeliling kita yang masih sehat kerjanya cuman minta-minta. Semangat buat bapaknya, sehat terus pak”
Taufiq Turochman: “Semoga bapak ini diberikan rezeki yang banyak dan berkah, serta bisa keluar dari permasalahan ekonominya”
Fitria Elis: “Semoga diberi kesehatan, kemudahan, dan rejeki yang berkah untuk bapak dan keluarga…Aamiin”






Sumber artikel 

Belum ada Komentar untuk " Penjual Mainan Keliling ini Tak Bisa Menahan Tangis Saat Ditanya ‘Sudah makan belum pak?’"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel