Baik Buruk Ayahku Dia Tetap Pahlawanku, Baik Buruk Ibuku Dia Tetap Surgaku



Setiap orang tua hanyalah manusia biasa yang juga tidak selamanya selalu sahih dalam ucapan juga tindakan.

Untuk sanggup sebagai orang tua yg baik, bijaksana dan teladan bagi anaknya memang tidak selalu sebagai hal yang mudah buat diwujudkan lantaran apabila galat atau tergelincir sedikit saja, bukan efek positif yang didapat akan namun justru kebalikannya.

Orang tua adalah sosok yg semestinya sebagai panutan dan dihormati bagi anaknya, bukan sebagai sosok yg angker & harus ditakuti. Hal ini tentu memerlukan pencerahan pada berpikir dengan proses yang tidak sementara waktu.

Dari sosok tersebut mampu kita jumpai dirumah melalui ayah dan bunda pada rumah yang telah merawat & menjaga kita mulai berdasarkan kecil hingga menuju ke puncak kesuksesan.

Namun hal lain yg nir sanggup kita dipungkiri bahwa sosok ayah juga bunda juga tidak luput menurut kesalahan & mungkin menciptakan kita sakit hati bahkan berniat buat membenci mereka.

Tapi, apakah tindakan yang membenci orang tua adalah suatu tindakan yg sahih dan terpuji?

Terlepas berdasarkan baik buruknya ke 2 orang tua, pengorbanan mereka tak akan pernah terbalas walau dengan apa pun. Konon, seseorang lelaki bertanya Khalifah Umar Bin Khattab.

?Wahai Amirul Mukminin, ibuku berusia lanjut, akulah yg menjadi tunggangan, menggendong, memapah dan membersihkan kotorannya. Apakah menggunakan demikian aku telah berterima kasih atas jasa-jasanya? Beliau menjawab, ?Belum!? ?Mengapa begitu wahai Amirul Mukminin?? Tanya lelaki itu. Beliau menjawab, ?Sebab engkau melakukannya sembari berdoa agar Allah merogoh nyawanya. Sedangkan, dia melakukan itu dahulu sambil berdoa supaya Allah memanjangkan umurmu.? (HR Abi Ad-Dunya).

Kedudukan dan sikap anak terhadap orang tua mampu dikelompokkan sebagai empat macam. Pertama, anak yang beruntung. Mereka anak yang mendapati kedua orang tuanya masih hayati pada ketaatan pada Allah & mendidik mereka sampai menjadi manusia dewasa.

Mereka menyadari bahwa ridha Allah terdapat pada ridha kedua orang tua bahkan nirwana pun berada pada telapak kaki ibunya (HR At-Tirmidzi).

Ada juga yang nir sempat berbakti lantaran orang tuanya sudah tiada dalam waktu mereka masih kecil atau belum bisa buat membahagiakan sampai akhir hayatnya. Saya termasuk pada dalamnya. Meski begitu, saya masih beruntung ketemu mereka.

Kedua, anak yang kurang beruntung. Merekalah anak yg tak sempat melihat paras ayah atau ibunya. Mereka lahir sebagai yatim atau piatu lantaran ayah telah tiada & ibunya wafat di saat melahirkannya atau pergi ke negeri nan jauh.

Mereka nir sempat merasakan belas kasih sayang orang tua sampai mereka akbar pada pengasuhan kerabat atau panti sosial. Namun, mereka permanen merindukan orang tuanya dan selalu berdoa supaya kuburannya dijadikan taman nirwana dan kelak bertemu di nirwana.

Ketiga, anak yang tidak beruntung. Merekalah anak yang lahir pada tengah orang tua yang masih hidup, namun tidak dibesarkan dengan afeksi. Mereka diterlantarkan, dibuang, dianiaya sampai ada yang meregang nyawa.

Mereka diperlakukan tidak manusiawi & tidak menerima pendidikan yang layak. Begitupun anak yang lahir berdasarkan perbuatan zina orang tuanya, dibuang pada tempat sampah atau ditinggalkan di jalanan. Hingga dewasa, mereka tak memahami siapa orang tuanya.

Keempat, anak yg tak memahami diuntung. Merekalah anak yg dilahirkan dan dibesarkan dengan afeksi & mengenyam pendidikan yang tinggi. Tetapi, setelah berjaya, mereka justru melupakan orang tuanya.

Merekalah anak durhaka yg tidak tahu diuntung & tidak pintar berterima kasih. Allah akan marah kepada mereka & merogoh karunia-Nya secara perlahan akan tetapi niscaya, & di akhirat kelak mereka tidak mencium aroma surga (HR Al-Hakim). Na?Udzibillahi min dzalik.

Bertobat dan minta maaflah kini pula. Cium tangan dan peluk tubuhnya, jika perlu bersujud pada kakinya. Sebesar apa pun kesalahan, orang tua selalu berkenan memaafkan. Nanti, jikalau telah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga.




Sumber artikel 

Belum ada Komentar untuk "Baik Buruk Ayahku Dia Tetap Pahlawanku, Baik Buruk Ibuku Dia Tetap Surgaku"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel